Cari Blog Ini

Catatan Kritis Tentang Hukum

Jangan Katakan Menyerah Dalam Suatu Perjuangan

Sabtu, 26 Desember 2009

Ada apa dengan bone ?

25 Desember 2009
Dalam sebuah tong sampah !!!!
Mencari sebuah arti keadilan…
Saya hampir belum sempat mengucapkan “selamat atas keberhasilan kota bone meraih piala yang kata orang-orang merupakan piala bergengsi. Dan untuk itu meskipun terlambat, saya pun ingin mengucapkan “Selamat untuk kota Bone atas piala adipura yang melambangkan Kota bone merupakan kota yang bersih dan rapi “ entah saya harus kagum dan bangga kesiapa ? siapa yang harusnya mendapat penghargaan tersebut. Apakah Pemerintah, atau masyarakat ? ataukah mungkin mereka para pekerja kotor yang selalu mendapat cemohan dari masyarakat jika mereka telat untuk mengangkut sampah-sampah….? Mungkin untuk jawabannya.. kita atau siapa saja berhak untuk merasa bahwa dialah yang paling berjasa atas penghargaan tersebut…
Tapi jika bisa saya ingin mengatakan bahwa menurut saya yang pantas mendapatkan penghargaan itu adalah orang-orang yang rela menahan bau busuk dari sampah-sampah masyarakat, mereka yang telah hilang ras jijiknya terhadap sampah-sampah yang tek berguna dan tak mempunyai arti, namun menurut mereka dari gundukan sampah itulah mereka dapat makan, menghidupi keluarganya dan dapat menyekolahkan anak mereka.
Sekarang saya kembalikan kepada kalian untuk sebuah pertanyaan ? saya butuh jawaban atas masalah yang terjadi sekarang ?
Masyarakat sekarang bertanya dan masyarakat punya hak untuk meminta jawaban dari pemerintah ? Mungkin, jika itu yang terjadi, kota pemegang piala bergilir “PIALA ADIPURA” APAKAH MASIH PANTAS UNTUK KOTA BONE ??????
Tapi yang patut saya syukuri adalah saya mendapat pelajaran baru dari masalah ini. Pelajaran tentang bersyukur dan ikhlas. Saya baru sadar betapa busuknya gundukan sampah setelah berhari-hari tidak diangkut oleh petugas kebersihan.ditambah lagi binatang-binatang kecil berterbangan diantara gundukan sampah. Dari situ saya menyadari bahwa pekerjaan seorang petugas kebersihan memang betul teramat sangat berat..saya tidak pernah berpikir kalo ada orang yang mau kerja dengan sampah-sampah yang busuknya teramat sangat itu. Atau Mungkin itu juga bukan pilihan bagi mereka andai ada pekerjaan yang layak bagi mereka, dan mungkin semua jawabannya hanyalah untuk sesuap nasi bagi keluarga mereka dan hanya untuk menghidupi keluarga-keluraga mereka.. tapi inilah arti sebuah kehidupan.
Dan akhirnya Semuanya kembali kepada pemerintah yang diberi amanah dari masyarakat untuk menciptakan suatu pemerintahan yang baik ??? Dan mungkin ini cuma masalah waktu….
Sungguh sangat sakit minta ampun yang saya rasakan sekarang, melihat apa yang terjadi dan mendengar keluh kesah masyarakat yang bosan dan muak terhadap segalanya. Memang benar’ bahwa dunia ini adalah palsu, orang-orangnya palsu,semua adalah kepentingan, semua politik untuk sebuah kekuasaan bukan keadilan dan kesejatraan.
Mereka yang berada disana, digedung mewah, dengan tembok-tembok yang besar dan tinggi Dengan penjagaan yang ekstra ketat dan mereka-mereka yang mempunyai kekuasaan.saya anggap telah kalah melawan hati nurani mereka. Karena saya yakin bahwa semua orang sebenarnya mempunyai nilai kebaikan dalam dirinya, mempunyai nilai social kepada sesamanya tapi karena keegoisan dan kedengkian mereka membuat mereka seperti melupakan jati diri mereka.
Kadang saya bertanya kenapa juga saya yang sakit melihat dan mendengarnya ?? tapi ini tetap membuat saya berpikir mengapa, kenapa, dan bagaimana ??? saya sakit melihat dan mendengarnya karena saya adalah bagian dari mereka yang tertindas, tertekan, tersingkirkan, terabaikan dan yang tidak mendapatkan keadilan.
Dan Akhirnya sebuah perjuangan yang tiada henti
Untuk mereka yang tertindas dan terabaikan…..

PEMUDA DI ERA DEMOKRASI Catatan Akhir 2009

PEMUDA DI ERA DEMOKRASI
Akhir 2009
Melihat kembali sejarah tentang berdirinya negara kesatuan republik indonesia, memaparkan catatan-catatan optimistik para pahlawan dalam menggapai suatu kemerdekaan, merupakan tumpuan dan dorongan serta semangat pada bangsa dan negara ini untuk bangkit dan membangun kembali rasa persatuan, rasa kebersamaan, rasa senasib sepenanggungan yang menjadi landasan awal perjuangan kemerdekaan. Negara yang kecil tapi mampu menjadi besar hanya karena semangat untuk bangkit dari keterpurukan, keluar dari penjajahan dan menggapai yang namanya kemerdekaan. Jika melihat apa yang dimiliki negara ini sekarang dengan teknologi canggih, orang-orang cerdas dan berpendidikan tapi mengapa kita mesti terpuruk, kurang apa negara kita sekarang ? apa yang salah dengan negara ini, Dibandingkan dengan tahun 1945 negara kita dalam merebut kemerdekaan hanya dengan bambu runcing dan semangat untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik..kenapa kita tidak bisa menjadi lebih baik dari hari ini…. Merdeka, merdeka, merdeka...katanya”
Dan tak lepas dari sejarah, bahwa pemuda-pemuda yang penuh semangat dan idealis yang menjadi pelopor kemerdekaan bangsa indonesia yang melakukan perubahan dan melepaskan negara ini dari penjajahan.
Namun di era globalisasi ini, krisis intelektual pemuda benar-benar memperhatinkan. Kebiasaan mengembangkan tradisi intelektualitas khususnya di lingkkungan organisasi-organisasi social juga tidak terlihat secara signifikan. Kekuatan intelektualitas diri yang memuat intigritas dan kemandirian dalam mengembangkan potensi pemuda masih sangat jauh dari catatan pemuda pada zaman kemerdekaan. Meskipun kekuatan intelektual merupakan modal penting merespon dinamika perkembangan zaman, namun pemuda di era demokrasi justru lebih pragmatism tekhnis. Faktanya, pradigma perjuangan pemuda dan mahasiswa saat ini selalu dilatar belakangi oleh kepentingan-kepentingan seperti ; kepentingan ekonomi, prestise sosial dan mengejar status sosial berupa jabatan-jabatan tertentu secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini telah mencoreng semangat idialisme perjuangan yang selama ini melekat pada diri pemuda dan mahasiswa.
Pergeseran nilai-nilai perjuangan yang menonjol khususnya di dalam konteks menciptakan tradisi intelektualitas pemuda di berbagai level antara generasi masa pra kemerdekaan dan paska kemerdekaan hingga awal era reformasi. Generasi pemuda tempo dulu lebih mengedepankan semangat idialisme intelektual sedangkan generasi masa reformasi lebih mengedepankan kepentingan matrialisme. Maka nilai-nilai perjuangan sosial kemanusiaan generasi tua jauh lebih bermakna, manakala berhadapan dengan ancaman kepentingan nasional. Sementara gerakan intelektual pinggiran generasi masa kini, disadari atau tidak, krisis intelektual pemuda tidak bisa di hindari. Fakta ini lebih disebabkan karena anggapan dan peluang struktur politik nasional yang tidak memungkinkan pemuda untuk memperoleh kesempatan dalam mengasah profesionalisme intelektualitas mereka.
Dengan latar belakang tersebut, maka pemuda sebagai aset perjuangan bangsa dan sebagai pilar kekuatan transformasi idiologi kebangsaan akan memainkan peran dan partisipasi politik secara nyata dan sebagai upaya untuk mengatasi krisis intelektualitas pemuda, maka diperlukan kesadaran politik bersama baik ditingkat elit politik nasional maupun elit politik didaerah sebagai pelaku kebijakan politik, agar tercipta sistem sosial yang akan memicu pola perjuangan fisik serta mengoptimalkan potensi pemuda sebagai aset masa depan bangsa dalam memanfaatkan momentum tertntu untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pemuda sebagai bagian penting di dalam sebuah demokrasi. Pemuda sebagai kontrol sosial terhadap suatu demokrasi. Pemuda di indonesia harus mampu memegang peran strategis dengan kekuatan kelembagaannya yang ada dalam rangka memaknai nilai-nilai idiologi perjuangan berdasarkan nilai-nilai idialisme kebangsaan yang terinspirasikan oleh falsafah pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
Dan untuk lebih mengoptimalkan peran pemuda menuju era demokrasi diperlukan gagasan dan kebijakan politik dalam mendukung generasi muda di era demokrasi ini :
1. Memanfaatkan momentum demokrasi sebagai proses transformasi idiologi pemuda indonesia.
2. Konsulidasi antara sesama institusi demokrasi kepemudaan.
3. Mempersiapkan kader-kader pemuda intelektual dalam demokrasi.
4. Pejuang muda harus berorientasi perjuangan untuk kepentingan rakyat umum bukan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok.
5. Mengoptimalkan potensi diri sebagai kaum intelektual dan aktif memainkan peran politik bagi rakyat secara sehat.

iLhow Jiwa Ardhyantara…..

Sabtu, 19 Desember 2009

100 TAHUN HARI KEBANGKITAN BANGSA 10 TAHUN REFORMASI
Sudah cukup lama kita tak pernah merasakan arti kemerdekaan dan kebebasan yang sebenarnya, telah lama kita rindu akan keadilan dan perubahan. Lama kita diam tanpa tak tahu harus berbuat apa untuk negara ini. Kita telah lama tertidur , tanpa punya kekuatan untuk bangkit mengubah negri ini.
Ribuan nyawa telah tumpah membasahi tanah air ini, dari pahlawan kemerdekaan yang bertempur hingga tetes darah terakhir di medan perang melawan para penjajah yang menindas bangsa indonesia dan pahlawan-pahlawan yang telah menyumbangkan akal dan ide pikiran mereka demi bangsa dan negri ini. Sampai rekan-rekan mahasiswa yang berjuang melawan penindasan oleh bangsa kita sendiri. Ini semua mereka lakukan demi kemerdekaan dan keadilan. Keadilan yang begitu mahal di negri kita ini. Apakah yang ini akan kita wariskan kepada anak-anak, adik-adik kita serta anak cucu kita kelak ? alangkah sedihnya, kita hanya diam, kita seakan menutup mata dan telinga tanpa memperdulikan teriakkan rakyat kecil yang mederita kemiskinan, yang memohon mereka diperhatikan dan kita tak tahu harus berbuat apa untuk bangsa dan negara ini.
Kita memiliki ilmu untuk merubah negara ini menjadi lebih baik, kita memiliki suara untuk meneriakkan hati nurani rakyat, kita memiliki tangan dan kaki untuk membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Kita sadar dan tahu jika negara ini telah menjadi medan perang antara si kaya dan si miskin antara pemerintah dan rakyat, pejabat dan masyarakat. Apakah negara ini masih pantas dikatakan sebagai negara ??
Mereka yang dipilih untuk mewakili rakyat tidak lagi memperdulikan teriakan rakyat kecil. Mereka yang disana hanya berpikir untuk dirinya sendiri, tidak ada lagi kebersamaan cita-cita bangsa dan negara kita yang telah lama diperjuangkan oleh para pejuang kita. Kemakmuran, kesejahtraan dan keadilan bagi rakyat hanya menjadi jargon politik dan simbol belaka. Dan semua akan terus menjadi angan dan mimpi saja. Kita telah melupakan semua itu, kita tak mampu merubah semua ini, kita tak punya nyali untuk meneriakkan semua ini.
Rekan-rekanku mahasiswa dan para pemuda yang terhormat dan negara banggakan. Nasib bangsa dan negri ini ada ditangan kita. Bangkitlah !!! dan teriakkan “ Indonesia Harus Berubah “ kita semua harus berjuang melanjutkan perjuangan mereka yang telah berkorban demi suatu perubahan. Gunakanlah ilmu yang kita miliki untuk menciptakan sebuah karya dan kreativitas. Teriakkanlah hati nurani rakyat indonesia. Berjuang, berusaha dan bedoalah untuk bangsa dan negri ini untuk suatu perubahan. Amien.....

Tertanda,
Kami yang rindu perubahan
Kami yang haus akan keadilan
Kami yang ingin kemerdekaan